Sumber: ustayn.staff.uns.ac.id |
Sejak hari ini, dan ada pula yang melaksanakan sejak hari kemarin, umat Muslim di seluruh dunia telah mulai melaksanakan puasa wajib Ramadhan. Perbedaan itu bukanlah hal yang harus diperdebatkan. Justru yang paling penting untuk dipahami adalah makna dari shaum itu sendiri. Pemaknaan terhadap shaum itu akan menentukan seberapa besar nilai shaum bagi kehidupan kita sehari-hari baik dalam membina hubungan keluarga, masyarakat, beragama, bahkan berbangsa dan bernegara.
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kami berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa" (QS. Al-Baqarah: 183)
Hakikat dari shaum adalah sebuah penggemblengan diri bagi setiap Muslim baik jasmani maupun rohani untuk menggapai derajat taqwa. Adapun taqwa itu sendiri secara sederhana dapat diartikan menaati segara perintah Allah SWT serta menjauhi segala larangan-Nya. Dalam istilah lain kita mengenalnya dengan amar ma'ruf nahi munkar atau lebih sederhananya lagi kita artikan sebagai ibadah.
Salah satu bentuk ibadah yang tidak bisa dipisahkan dari ibadah (hubungan) kita kepada Allah (hablu minallah) adalah hubungan kita dengan sesama manusia (hablu minannas) bahkan hubungan dengan alam sekitar (hablu minal 'alam). Tidaklah sempurna keimanan dan ketaqwaan kita jika kita hanya menata hubungan kita dengan Allah. Lebih daripada itu, kita seharusnya bisa menata hubungan kita dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar secara keseluruhan (holistik).
Bulan Ramadhan, bulan sosial.
Hubungan dengan sesama manusia sebagaimana dikenal dalam konsep Islam sebagai hablu minannas sangat relevan dengan teori-teori sosial tentang manusia. Beberapa sosiolog, khususnya Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial (social creatures). Sehingga, dengan adanya relevansi ini, sudah tidak diragukan lagi bahwa konsep Islam sangatlah sempurna dalam mengatur aspek kehidupan manusia.
Pada saat-saat yang sangat sakral dengan suasana berbagai macam bentuk ibadah yang sangat bermanfaat dan dengan imbalan pahala yang menggiurkan seperti Bulan Ramadhan ini, konsep hablu minannas harus dioptimalkan. Islam telah mengatur dengan adanya shaum maka salah satu pemaknaannya adalah bahwa setiap manusia harus merasakan bagaimana rasanya perut ketika dalam kondisi lapar. Dengan begitu diharapkan akan tumbuhnya kepedulian terhadap sesama umat manusia yang kurang beruntung yakni fakir, miskin dan sebagainya. Di berbagai balah dunia masih sangat banyak orang yang kelaparan.
Dalam suasana Ramadhan pula, berbagai kegiatan sedekah dan zakat dimaksimalkan pelaksanaannya. Mesjid menjadi tempat kegiatan sosial selain kegiatan ibadah sakral. salah satunya adalah dengan penyediaan buka puasa bersama di mesjid. Setiap orang bisa mendapatkan makan disana dalam suasana berbuka puasa yang menakjubkan. Begitu pula pelaksanaan zakat khususnya zakat fitrah yang dilaksanakan sesaat sebelum Idul Fithri. Pembagian zakat yang sesuai dengan aturan akan menjadikan kebahagiaan Idul fithri dinikmati oleh semua orang, baik yang mampu maupun yang tidak.
Sungguh menakjubkan konsep kehidupan sosial yang ditawarkan Islam, khususnya di Bulan Ramadhan. Namun, Bulan Ramadhan sebaiknya dijadikan pembelajaran agar konsep sosial tersebut dapat terus dilanjutkan setelah Ramadhan yakni Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Jika hal itu terjadi maka bisa dipastikan, kehidupan sosial yakni masyarakat adil makmur sebagaimana dicita-citakan oleh kita bersama dapat segera terwujud. Ramadhan tidak hanya dipandang sebagai syahrushiam, syahrul qur'an, melainkan pula sebagai bulan sosial, bulan dimana segala kebaikan antar sesama manusia sangat meningkat dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Akhir kata, Dewan Pengurus GRASS mengucapkan "Selamat menunaikan ibadah puasa 1434 H". Kami pun menghimbau agar kita semua dapat mengupayakan diri kita di Bulan Ramadhan ini untuk dapat melakukan yang terbaik dalam hubungan kita dengan Tuhan, alam, serta sesama manusia. Semoga di akhir Ramadhan nanti kita semua didaulat menjadi orang-orang yang paling bertaqwa di mata Allah SWT. Amiin yaa Rabbal 'alamin...