Sejak bergulirnya kembali rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), rakyat kecil dengan khawatir bercampur kegalauan menikmati detik demi detik kehidupan yang masih dapat merekanikmati. Bagaimana tidak, ketika gong kenaikan BBM sudah dipukul atau sirine telah dibunyikan nanti, maka harga-harga kebutuhan pokok ditengarai akan melambung tinggi seiring dengan kenaikan BBM yang juga cukup tinggi prosentasenya. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan harga BBM yang disebabkan dicabutnya subsidi BBM ini menyebabkan harganya naik sekitar 44% yakni dari Rp 4.500,- menjadi Rp.6500,-. Berbagai macam keluh kesah masyarakat mewarnai obrolan-obrolan di pasar-pasar, warung kopi dan di setiap tempat lainnya.
Memang, di sisi lain, pemerintah menjanjikan adanya pengalihan subsidi kepada sejumlah program yang pro rakyat. Karena, subsidi BBM yang saat ini berlangsung disebut-sebut tidak pro rakyat kecil. Ternyata lebih banyak dinikmati oleh masyarakat berduit yang lebih banyak mengonsumsi bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan mereka. Orang yang lebih banyak punya motor atau mobil akan lebih banyak menggunakan bahan bakar untuk kendaraannya. Itu berarti, subsidi yang dinikmati oleh orang kaya jauh lebih besar dibandingkan dengan subsidi yang dinikmati orang miskin yang kebanyakan hanya bisa numpang angkot. Oleh karena itu pemerintah berencana mengalihkan subsidi untuk program-program yang lebih berpihak kepada masyarakat miskin (katanya!!!!) seperti PKH, bantuan sosial, dan sebagainya.Walaupun demikian, tetap saja masyarakat merasa galau. Bantuan-bantuan langsung seperti itu tidak akan bisa mengobati pedihnya luka masyarakat akibat melambungnya harga-harga yang diakibatkan kenaikan harga BBM. Masyakarat kebanyakan belum siap dengan dampak kenaikan BBM yang akan melanda multi sektor kebutuhan meraka.
Kegalauan kita semua itu terjawab dengan jeritan dan kepedihan. Rapat paripurna untuk mengesahkan RAPBN-P 2013 pada Senin (17/6/2013) malam akhirnya ditempuh melalui mekanisme voting. Hasilnya, sebanyak 65 persen anggota Dewan yang hadir menyetujui RAPBN-P 2013 yang berisi dana kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Berikut hasil voting yang dilakukan secara terbuka:
- Hanura : 14 orang menolak, 0 menerima.
- Gerindra: 26 orang menolak, 0 menerima
- PKB: 23 orang menerima, 0 menolak
- PPP: 34 orang menerima, 0 menolak
- PAN: 40 orang menerima, 0 menolak
- PKS: 51 orang menolak, 0 menerima
- PDI Perjuangan: 91 orang menolak, 0 menerima
- Golkar: 98 orang menerima, 0 menolak
- Demokrat: 143 orang menerima, 0 menolak
- Jumlah yang menerima 338 anggota, sementara yang menolak 181 anggota.
Dengan hasil voting ini, RAPBN-P 2013 akhirnya disahkan dan BBM dipastikan akan naik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar